“Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian”
“Akan indah pada waktunya”
Apa yang ada di pikiran kita dengan dua statement di atas?
Buat saya, dua kalimat itu adalah hubungan sebab akibat ‘yang harus diusahakan’. Ya. YANG HARUS DIUSAHAKAN. isn’t it? Let’s see it!
Semasa-masa sekolah dasar, peribahasa nomor satu itu lekat banget di telinga bocah-bocah 6-15 tahun. Artinya sangatlah persuasive sekali (buat saya)…bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Ya..itu dia.
Si perakit huruf peribahasa itu menjanjikan akan ada kesenangan setelah kesakitan, dan itu terbukti. Karena apa? karena (saya) harus jalanin 15 tahun untuk mengartikan itu semua. Eh..belum semua, umur saya masih muda. Masih banyak yang harus saya buktikan.
Lalu ada apa dengan kalimat “akan indah pada waktunya”?
buat saya ini adalah jawaban dari kalimat (yang bukan pertanyaan) nomor satu.
Sesuatu yang dimulai dengan beberapa kesakitan, setelahnya pasti aka nada kesenangan. Dan disanalah letak sesuatu yang indah itu berada.
Ini semua menyoal tentang “usaha”. Dari mana lagi kalau bukan dari diri sendiri. Dari zaman manusia diciptakan, Allah sudah berkata bahwa, “Aku tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali mereka mengubah nasibnya sendiri”.
Yang Maha Membolak-balik Hati saja sudah menawarkan perubahan besar untuk manusia yang datangnya dari manusia itu sendiri.
Selebihnya tidak lagi berlanjut pada aksaranya yang aku ketikan disini, berangkatlah!
itulah jawab singkat untuk……diriku sendiri.
No comments:
Post a Comment